Situbondo, iNewsBondowoso - Dewan penasihat TPN Ganjar - Mahfud, Yenny Wahid melakukan rangkaian silaturahmi santri ke sebuah pondok pesantren di Kabupaten Situbondo.
Selain besilaturahmi, Yenny juga memberikan materi tentang Halaqah Kebangsaan dan konsolidasi untuk pemenangan Ganjar - Mahfud.
Yenny Wahid, dewan penasihat tim pemenangan nasional Ganjar - Mahfud terus melakukan silaturahmi ke ke sejumlah pondok pesantren untuk menyapa dan bersilaturahmi para santri dan pengurus.
Di Kabupaten Situbondo Yenny mengunjungi Pesantren Miftahul Ulum di Pandean Wonorejo Kecamatan Banyuputih. Dalam kegiatan ini putri sulung Gus Dur melakukan konsolidasi untuk pemenangan capres Ganjar - Mahfud khususnya di kantong - kantong suara nahdliyin seperti di daerah Situbondo, Banyuwangi dan Bondowoso.
Dengan ini simpul penggerak dan memantapkan gerakan ke depan sambil melakukan evaluasi maupun strategi apa yang harus diambil untuk gerakan ini bisa lebih cepat dan lebih masif.
Berbagai macam isu yang berkembang di masyarakat bisa segera diatasi terutama bisa masuk ke kantong kantong pendukung seperti kalangan pesantren kalangan NU.
Yenny mengaku sangat gembira karena safari ke berbagai Ponpes ternama di daerah tapal kuda ini bisa mendengarkan langsung dukungan nyata dari para kyai-kyai ponpes besar.
Banyak ponpes yang sudah didatangi dan ternyata semua satu barisan bersama ikut mendoakan dan mendukung pasangan Nomor urut 3 tersebut. Semua itu berdasarkan hasil istikharah para kyai.
Yenni juga yakin bahwa para santri dan alumni dari ponpes akan ikut bergabung untuk pemenangan calon presiden Ganjar pranowo.
"Saya sangat gembira karena saya khusus safari ke berbagai macam ponpes terutama daerah Tapal Kuda dan kemudian mendengarkan langsung dukungan nyata dari para kyai-kyai ponpes besar disana. Banyak ponpes yang saya datangi saya sowan kepada kyainya dan ternyata mereka semua satu barisan bersama kita ikut mendoakan dan mendukung pasangan Ganjar Mahfud," ungkap Yenni.
Diharapkan masyarakat bisa jernih dalam menilai semua paslon yang ada dan tidak termakan dengan bujuk rayu yang sifatnya transaksional. Kalau ada yang membagikan bingkisan bingkisan politik diterima saja bingkisannya tetapi tetap memilih sesuai dengan hati nurani.
Editor : Riski Amirul Ahmad