Potret Pilu Buruh Kebun yang Kehilangan Nafkah Pasca Perusakan 94 Hektare Kopi PTPN I Ijen
BONDOWOSO, INewsBondowoso.id - Aksi perusakan tanaman kopi menghantui Kecamatan Ijen, Bondowoso. Tercatat sejak Tahun 2023 hingga 2025, total ada 175.399 batang kopi di lahan seluas 94 hektare milik PTPN dilaporkan rusak.
Selain jumlahnya yang sangat banyak, hal ini juga menjadi hilangnya pendapatan buruh kebun, dan lenyapnya potensi ekonomi yang seharusnya bisa dinikmati masyarakat setempat.
PTPN mencatat kerugian mencapai Rp 6,4 miliar, termasuk kerusakan bangunan dan kendaraan.
Angka ini bahkan belum memasukkan potensi kopi yang seharusnya bisa dipanen jika ribuan tanaman itu tidak ditebang.
Di balik angka-angka kerugian itu, ada kisah manusia yang pilu. Seperti diceritakan seorang buruh berinisial HT, yang mengaku tak kuasa menahan tangis ketika melihat tanaman kopi yang ia rawat sejak awal kini tinggal tunggul.
"Mau panen mereka potong-potong, kan ngeres di hati. Saya perjuangan sudah selesai, ingin panennya. Pas tahu dipotong, ya nangis semuanya," ungkapnya.
Perusakan terakhir pada 17 November 2025 membuat para buruh terpaksa berhenti bekerja selama dua hari.
Pendapatan mereka pun langsung merosot. Padahal, mereka bekerja dengan sistem borong yaitu Rp 50 ribu per setengah hari, dan hanya akan mendapat tambahan honor jika mencapai target lebih.
Saat ini pendapatan mereka terhenti, sementara kebutuhan dasar keluarga mulai dari pangan, pendidikan, hingga kesehatan tetap harus dipenuhi.
Kini mereka kembali bekerja, tetapi bukan untuk merawat, melainkan membersihkan sisa-sisa tanaman kopi yang ditebang.
Sementara itu buruh lainnnya berinisial SP mengaku bahkan takut untuk melakukan penyulaman (menanam ulang) di lahan yang rusak karena adanya intimidasi dari oknum tertentu.
"Bisa tetap kerja, ya tapi kan areal terbatas. Berkurang, akhirnya pendapatan berkurang," ucapnya.
Tidak hanya itu, warga kini harus berjaga di kebun setiap malam. Rasa aman yang dulu mereka rasakan kini berubah menjadi kecemasan berkepanjangan.
"Biasanya kita tidur enak malam, sekarang harus jaga. Sampai kapan kami begini. Dampaknya seluruh Ijen," ujar SP.
Gangguan produksi ini juga membawa dampak berantai pada perekonomian lokal. Ketika perkebunan tidak beroperasi normal, perputaran ekonomi di daerah sekitar ikut melemah.
Pedagang, jasa transportasi, hingga berbagai sektor lain yang bergantung pada aktivitas kebun turut merasakan imbasnya.
Kasus perusakan tanaman kopi di Ijen bukanlah kejadian tunggal. Rangkaiannya panjang dan mengkhawatirkan:
Awal September 2023: 716 tanaman kopi PTPN dirusak OTK.
Maret 2025: 1.152 pohon kembali ditebang.
12 Oktober 2025: 6.661 pohon kopi berusia tiga tahun ditebang di Desa Kaligedang, kerugian mencapai Rp 400 juta.
18 Oktober 2025: 30 pohon dirusak di Afdeling Kampung Malang, Ijen.
5 November 2025: perusakan terbesar — 20.190 batang tanaman hilang dalam semalam.
Situasi ini menunjukkan eskalasi konflik yang semakin serius, menandakan adanya persoalan yang jauh lebih kompleks dari sekadar perusakan tanaman.
Editor : Riski Amirul Ahmad