Pesan Kecil Dalam Ompreng, Cara Siswa Garahan Mengapresiasi dan Mengkritik Menu MBG
JEMBER, iNewsBondowoso.id - Program Makan Bergizi (MBG) di Desa Garahan, Kecamatan Silo, Jember, menyimpan cerita unik dari para siswa penerima manfaatnya. Setiap selesai makan, para siswa kerap menyelipkan secarik kertas di dalam ompreng. Isi tulisannya beragam, mulai dari ucapan terima kasih, kritik halus, hingga permintaan menu sesuai selera mereka.
Bahkan ada pula siswa yang menyisipkan uang seribu hingga lima ribu rupiah sebagai bentuk apresiasi kepada dapur MBG.
Kertas-kertas kecil tersebut berasal dari siswa PAUD hingga sekolah dasar di wilayah Desa Garahan. Di dalamnya, mereka menulis permintaan menu tertentu, rasa syukur karena mendapat sarapan bergizi, hingga komentar bahwa porsi terkadang terlalu besar. Semua pesan itu diterima oleh Dapur MBG An-Nur yang setiap hari menyiapkan makanan bagi 2.560 siswa.
Samiyanto, Asisten Lapangan Dapur MBG An-Nur Garahan, membenarkan adanya berbagai pesan tersebut.
“Memang ada kritik dan request dari siswa lewat secarik kertas. Tapi semuanya bersifat membangun dan kami respon dengan baik,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa tidak semua permintaan bisa dipenuhi karena keterbatasan stok bahan di pasar.
“Kadang request tidak bisa terpenuhi karena stok sayur atau ikan di pasar terbatas, harus berebut dengan dapur MBG lain. Tapi kami tetap berusaha melayani dengan hati,” tambahnya.
Di tengah berbagai masukan itu, siswa PAUD penerima MBG, Aura, mengungkapkan kebahagiaannya bisa menikmati makanan sehat setiap hari.
“Saya senang sekali dapat makanan dari MBG, soalnya makanannya sehat dan bikin kenyang,” ujar Aura dengan antusias.
Sementara itu, Kepala TK Dharma Wanita Persatuan Garahan, Eko Sulistiowati, berharap program ini dapat terus berlanjut.
“Kami berharap program MBG terus berjalan demi pemenuhan gizi yang baik dan seimbang bagi anak-anak,” tuturnya.
Program MBG di Garahan bukan hanya menyediakan makanan bergizi, tetapi juga menghadirkan interaksi hangat antara siswa dan pengelola dapur—melalui secarik kertas kecil yang penuh harapan.
Editor : Riski Amirul Ahmad