get app
inews
Aa Text
Read Next : Miris, Seorang Siswi Diduga Menjadi Korban Pelecehan Oknum Guru di Sekolah

Dari Guru Jadi Pengusaha Batik, Kisah Inspiratif Hariyanto, Pemilik Wonokasih House of Batik

Rabu, 12 November 2025 | 11:12 WIB
header img
Proses Pembuatan Batik. Foto : Ist

BONDOWOSO, INewsBondowoso.id - Pandemi Covid-19 menjadi masa penuh tantangan bagi banyak orang. Namun, di tengah keterbatasan dan kecemasan yang melanda, sebagian masyarakat justru menemukan semangat baru untuk bangkit.

Salah satunya adalah M. Hariyanto (38), guru olahraga PPPK di SMP Negeri 1 Sukosari, Bondowoso, yang kini dikenal sebagai pemilik Wonokasih House of Batik.

Bermula dari masa sulit saat pandemi, Hari bersama sang istri berusaha mencari tambahan penghasilan.

Kala itu, proses belajar mengajar beralih sepenuhnya ke sistem daring, sehingga ia memiliki waktu luang lebih banyak di rumah.

Alih-alih berdiam diri, pasangan ini mencoba hal baru yaitu membatik.

Belajar dari Pengalaman dan Keberanian

Bakat membatik Hari tak datang begitu saja. Sebelumnya, saat masih mengajar di SMP Negeri 5 Bondowoso, ia sering ikut dalam praktik membatik di sekolah.

Dari pengalaman sederhana itulah, muncul keberanian untuk mencoba membuat batik sendiri.

Hasil karyanya kemudian ia unggah ke media sosial. Tak disangka, banyak orang tertarik.

Sejak awal 2021, pesanan batik mulai berdatangan. Melihat potensinya, seorang temannya di Diskoperindag Bondowoso mengajaknya bergabung dengan Paguyuban Batik Bondowoso.

Di sanalah ia semakin banyak belajar, mengikuti pelatihan, dan bertukar ilmu dengan para pembatik lain.

“Awalnya ditarik ke grup paguyuban, ya disitulah mulai berkembang usaha kami,” ujarnya.

Pemerintah daerah pun memberikan dukungan berupa peralatan membatik dan dorongan untuk mengurus izin usaha.

Setahun kemudian, lahirlah Wonokasih House of Batik. Sebuah nama yang mengandung makna mendalam. “Wono” berarti hutan dan “kasih” berarti cinta; harapannya, usaha ini bisa menjadi hutan kasih bagi semua orang,” tutur Hari.

Kini, Wonokasih House of Batik memproduksi berbagai jenis batik, mulai dari batik tulis, batik cap, hingga batik kontemporer.

Namun, batik kontemporerlah yang paling diminati pembeli. Jenis ini lebih bebas dalam desain dan warna, tanpa pola baku seperti batik klasik.

“Orang cenderung memilih batik kontemporer karena tidak monoton dan harganya juga terjangkau,” pungkas Hari yang juga gemar membuat sketsa gambar.


Harga batik produksinya bervariasi. Untuk batik cap dibanderol mulai Rp135.000, batik kontemporer Rp180.000–Rp225.000, dan batik tulis bisa mencapai Rp450.000 per potong, tergantung tingkat kerumitan prosesnya.


Pasar batiknya pun kini meluas. Tak hanya teman-teman guru dan tenaga kesehatan di Bondowoso yang menjadi pelanggan, tetapi juga pembeli dari luar daerah seperti Madura dan Kalimantan.

Pesanan datang dari satuan hingga puluhan potong, bahkan sempat mencapai 90 potong dalam satu kali produksi.

Menariknya, hingga kini Hari belum menjual produknya di marketplace atau beriklan secara online.

Promosi masih mengandalkan dari mulut ke mulut, terutama melalui rekan guru dan teman istrinya.

Editor : Riski Amirul Ahmad

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut