Bondowoso, iNewsBondowoso - Di Kecamatan Jambesari Darussholah Kabupaten Bondowoso ada kerajinan batik yang pewarnaannya menggunakan bahan alami dari tumbuhan.
Meski harga lebih mahal namun pemesan batik ini hingga Pulau Kalimantan dan Bali karena warna yang dihasilkan mampu bertahan tidak pernah pudar.
Kain batik yang biasanya kita temui pewarnaannya menggunakan pewarna sintetis berbahan kimia, namun di Desa Pucang Anom Jambesari Darussholah terdapat kerajinan batik yang memanfaatkan pewarna alami untuk mewarna kain batik.
Di sanggar "Daweaa" ini beberapa kain pesanan khusus menggunakan warna alam yakni dari daun jambu untuk hijau muda, daun mangga untuk hijau tua, kulit kayu mahoni untuk kuning kayu secang untuk merah dan daun alpukat serta akar mengkudu.
Menurut Rabiatul Adawiyah, Pemilik Sanggar batik berbahan alami hanya di produksi jika ada pesanan pasalnya proses pembuatannya membutuhkan waktu cukup lama. Pewarnaan harus diulang beberapa kali agar warna lebih jelas.
Sementara kelebihan batik alami yakni lebih aman karena tanpa bahan kimia. Serta kualitas warna lebih awet dan tidak pudar. Jika pewarna sintetis semakin dipakai semakin pudar sedangkan pewarna alam semakin lama semakin jelas warnanya.
"Disini kami memproduksi batik cap dan batik tulis. Untuk pewarnaan produksi batik kami semuanya menggunakan bahan alami," ungkap Rabiatul Adawiyah.
Untuk harga batik alami lebih mahal dibanding batik biasanya. Batik alam cap per kain di bandrol dengan harga termurah 500 Ribu Rupiah, sementara batik tulis dijual dari harga 1,5 Juta Rupiah.
Kebanyakan pemesan berasal dari luar daerah seperti Surabaya, Jakarta, Bali dan beberapa daerah di Pulau Kalimantan.
Editor : Riski Amirul Ahmad