Bondowoso, iNewsBondowoso - Beberapa hari terakhir, sejumlah Perguruan Tinggi membuat petisi terkait kondisi demokrasi Indonesia. Hal tersebut merupakan bagian dari ekspresi akademik sebagai wujud kebebasan dalam berpendapat.
Di Kabupaten Bondowoso, Civitas akademika Universitas Bondowoso (Unibo) memberikan tanggapan terkait petisi sejumlah perguruan tinggi tersebut.
Menurut Rektor Unibo, Samsul Arifin petisi tersebut merupakan bagian dari ekspresi insan akademik. Karena hakekat kampus memang menjunjung tinggi kebebasan berpendapat.
"Tentunya Kami sangat menghormati nilai-nilai keberagaman pilihan, terlebih di tengah-tengah Tahun politik seperti saat ini. Atmosfir akademik kampus harus tetap dijaga sebagai mimbar yang bertanggung jawab," ungkap Samsul.
Menurut Rektor Unibo, pernyataan merupakan hak warga kampus. Hal itu bagian warga kampus yang punya sikap, suara, dan pilihan. Dan itu sah-sah saja.
Selain itu ada 5 point seruan deklarasi Pemilu damai Universitas Bondowoso (Unibo) yaitu sebagai berikut :
1. Senantiasa menjaga dan mempertahankan Pancasila dan UUD 1945 dalam pelaksanaan pemilu sebagai instrumen demokrasi.
2. Mengutuk segala bentuk tindakan yang menindas kebebasan berekspresi.
3. Meminta hak pilih rakyat dalam pemilu dijalankan tanpa intimidasi, tanpa ketakutan, berlangsung secara adil dan jujur.
4. Meminta agar semua ASN, pejabat pemerintah, TNI - Polri bebas dari paksaan untuk memenangkan salah Satu paslon.
5. Menyerukan kepada masyarakat dan elemen bangsa untuk bersama - sama mewujudkan iklim demokrasi yang sehat dan bermartabat, memastikan pemilu Luber Jurdil, dan hasil Pemilu mendapat legitimasi kuat berbasis penghormatan suara rakyat.
Di informasikan sebelumnya, sejumlah sivitas akademika kampus-kampus negeri maupun swasta di Indonesia melayangkan kritik terhadap kepemimpinan Jokowi sebagai Presiden.
Dimulai dari Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Indonesia (UI), dan Universitas Padjadjaran (Unpad), serta beberapa perguruan tinggi lainnya.
Editor : Riski Amirul Ahmad