BONDOWOSO, iNewsBondowoso.id - Ghibah atau membicarakan orang lain merupakan akhlak madzmumah atau tindakan tercela. Selain dari sudut pandang agama, ghibah juga buruk dari sudut pandang kepatutan masyarakat.
Ada banyak bahaya ghibah. Islam sendiri sangat mengecam para pelaku ghibah dengan memberikan perumpamaan bagai memakan bangkai saudara sendiri (orang yang tengah dijadikan objek ghibah).
Tentu kita tidak ingin, bukan, menjadi kanibal, atau bahkan lebih buruk karena dianggap pemakan bangkai?
Nah, agar lebih mantap dan yakin untuk menghindari ghibah, berikut akan dijelaskan pula beberapa kecaman bagi para pelaku ghibah.
Jangan Ghibah, Ini Kecaman bagi Para Pelaku Ghibah
1. Bagai memakan bangkai
Seperti yang sudah dijelaskan sedikit pada ulasan di atas, para pelaku ghibah ini diperumpamakan seperti pemakan bangkai. Bahkan Rasulullah pun sangat mengecam perilaku ini.
Rasulullah pernah bersabda, bahwa ghibah itu sama dengan riba, bahkan dipandang yang paling riba dari pada riba. Dengan demikian ghibah itu haram hukumnya, sebab Allah SWT mengharamkan riba (QS. al-Baqarah (2): 275).
Selain itu, Rasulullah juga melontarkan kecaman lainnya bagi pelaku ghibah, seperti:
Rasulullah SAW bersabda: yang paling besar dosa besar adalah gunjingan seseorang tentang kehormatan seorang laki-laki muslim tanpa kebenaran.
Begitulah, betapa buruknya perilaku membicarakan orang lain, hingga tidak hanya Rasul, bahkan Allah SWT pun juga mengecam hal tersebut.
Dalam surah al-Hujurat ayat 12, Allah SWT berfirman. Artinya, "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang, dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."
2. Memperburuk hubungan dengan sesama
Tentu saja perilaku buruk ini juga membuat hubungan kita dengan orang lain turut rusak. Bayangkan saja, orang yang tengah kalian bicarakan saat ini, suatu saat akan mendengar hal tersebut. Sudah pasti mereka akan marah juga kecewa.
3. Menjadi objek ghibah berikutnya
Ketika kita membicarakan orang lain, bukan tidak mungkin kita juga akan menjadi pembicaraan orang lain pula. Ingat, ketika kita punya lidah untuk membicarakan keburukan orang, mereka juga mempunyai hal yang sama.
4. Menerima dosa orang yang dibicarakan
Ketika kita membicarakan keburukan orang, maka amal jelek kita akan bertambah. Sedangkan orang yang menjadi objek ghibah, mereka akan mendapat tambahan amal baik dari kita, apalagi jika ternyata mereka ikhlas dibicarakan, maka amalnya akan bertambah lagi.
Hal ini selaras dengan firman Allah SWT dalam Qur'an surat Al-Ahzab, yang artinya:
"Dan orang-orang yang menyakiti kaum beriman, dari kalangan laki-laki dan perempuan, tanpa adanya kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya orang-orang itu telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata."
5. Aibnya akan dibuka oleh Allah
Sebagai saudara sesama muslim, kita diwajibkan untuk saling menjaga aib antar saudara. Dengan berghibah, itu artinya kita sudah membuka aib saudara kita.
Allah mengancam, bahwa barang siapa yang membuka aib saudaranya, maka Allah sendiri yang akan membuka aibnya.
Hal ini sejalan dengan sabda nabi Muhammad Saw yang berbunyi:
"Dan orang-orang yang menyakiti kaum beriman, dari kalangan laki-laki dan perempuan, tanpa adanya kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya orang-orang itu telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata."
Demikianlah teman-teman bahaya ghibah yang perlu kita ingat. Semoga bermanfaat!
Editor : Taufik Hidayat