BONDOWOSO, INewsBondowoso.id - Ratusan masyarakat gelar aksi demo ke salah satu Bank BUMN di Bondowoso. Pendemo meminta pihak Bank agar memecat oknum pegawainya yang dinilai tidak profesional.
Dengan membawa sejumlah spanduk dan poster kecaman, para pendemo ini mendatangi Kantor Bank BUMN yang ada di Jalan Kis Mangun Sarkoro Kota Bondowoso.
Aksi unjuk rasa dilakukan karena diduga adanya layanan kredit usaha rakyat (KUR) di unit Maesan yang dinilai buruknya analisa kredit, pelayanan tidak profesional, pelanggaran hak konsumen serta, diduga melanggar etika perbankan.
Korlap aksi secara bergantian melakukan orasi hngga akhirnya, disepakati 15 orang perwakilan pendemo melakukan diskusi dengan perwakilan Perbankan.
Namun, karena tak bisa menemui oknum pegawai bank di Unit Maesan, yang diduga kurang baik melayani nasabah kredit usaha rakyat (KUR). Terjadi aksi gebrak pintu sembari meninggalkan ruang diskusi bersama.
Dan aksi demontrasi kembali memanas di depan gerbang Kantor Cabang Perbankan meski hujan sangat deras. Sampai Polisi membawa oknum pegawai dimaksud, yang selanjutnya berdialog dengan para pendemo.
Sesekali terlihat pendemo melempari oknum pegawai tersebut dilempar gelas air mineral.
Koordinator Aksi, Dwi Agus Budiyanto mengatakan, pihaknya menuntut pencopotan mantri dan kepala unit Maesan. Bahkan, jika Kepala Cabang tak memenuhi tuntutan tersebut pihaknya akan menuntut kepala cabang.
"Copot Mantri, atau pecat Mantri unit Maesan. Tentunya Kepala Unit yang bertanggung jawab," ujarnya.
Ia menjelaskan kejadian ini berawal dari seorang warga bernama Ahmad Buchori mendapatkan pinjaman awal Rp 15 juta dengan jaminan BPKB kendaraan pikap.
Setelah 14 bulan, nasabah akan menutup pinjaman untuk melakukan pengajuan berikutnya. Setelah berkoordinasi, nasabah dijanjikan tiga hari proses pinjaman maksimal Rp 50 juta.
"Setelah ditutup pinjamannya, tiga hari tak ada kabar. Di WA kapan mau disurvey tak dibalas, sampai seminggu, dua minggu. Bahkan diblokir," ujarnya.
Menurut Dwi Agus, keluarga Ahmad Buchori telah mencoba melakukan komunikasi baik-baik.
Namun, penjelasannya berubah- ubah seperti karena disebut pinjamannya merah, nilai jaminan berkurang, hingga kuota pinjamannya habis.
Editor : Riski Amirul Ahmad
Artikel Terkait