JAKARTA, iNewsBondowoso.id - Hampir sebulan berselang sejak otopsi ulang jenazah Brigadir J dilakukan pada 27 Juli 2022 lalu.
Siang hari ini, Persatuan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) akan mengumumkan hasil otopsi ulang korban pembunuhan oleh Irjen Ferdy Sambo itu.
"Ya PDFI umumkan hari Senin," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo dikutip dari PMJ News, Senin 22 Agustus 2022.
Hasil otopsi ulang ini dilakukan untuk mengetahui penyebab adanya luka-luka tak lazim yang didapati pada jenazah Brigadir J sebelum tewas.
Di sisi lain, hasil otopsi ini juga diharapkan dapat menjadi bukti kuat untuk membuktikan motif Irjen Ferdy Sambo melakukan pembunuhan itu.
Apalagi, sebelumnya beredar dugaan motif Ferdy Sambo menghabisi ajudannya dikait-kaitkan dengan isu LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender).
Ferdy Sambo disebut-sebut merupakan seorang biseksual. Hal ini diungkap oleh mantan pengacara Bharada E, Deolipa Yumara.
Secara tersirat, Deolipa mewanti-wanti agar jangan sampai Kapolri mendatang adalah seorang LGBT.
Sebelumnya, Irjen Ferdy Sambo memang telah digadang-gadang menjadi calon terkuat Kapolri pengganti Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
"Jangan sampai Kapolri masa mendatang LGBT dari pondasinya 303, gila kita satu negara. Judi," bebernya dikutip dari YouTube Uya Kuya TV.
Senada dengan ucapan Deolipa, dugaan kuat isu LGBT ini juga pernah diungkap oleh Menko Polhukam Mahfud MD. Ia menyebut bahwa motif Ferdy Sambo terdengar mengerikan sekaligus menjijikkan.
"Cerita-cerita laporan pemeriksaan itu yang mengerikan, mengerikan campur menjijikkan. Makanya saya bilang sensitif," ucap Mahfud MD.
Menanggapi ucapan Mahfud MD, Ketua Indonesia Police Watch, Sugeng Teguh Santoso pun menegaskan soal diksi 'menjijikkan'.
"Tapi pernyataan itu (LGBT) terwakili dengan pernyataan Dedi Prasetyo. Kasihan kedua belah pihak (keluarga). Si Pak Mahfud mengatakan, motif ini 18 tahun ke atas. Menjijikkan," ujar Sugeng.
Menurut Sugeng, diksi tersebut selayaknya disematkan untuk perbuatan yang tak lazim di masyarakat seperti LGBT bukan perselingkuhan.
"Menjijikkan. Nah menjijikkan itu apa? Kalau misalnya selingkuh, tidak menjijikkan. Selingkuh itu sesuatu yang biasa kalau dia hiperseksual. Tapi kalau konteks seksual yang menjijikkan itu dalam sosial kita yang tidak bisa diterima, ya LGBT," tandas Sugeng.
Di lain sisi, keluarga Brigadir J pun meminta agar dilakukan otopsi pada dubur dan kemaluan mendiang guna menjawab isu adanya dugaan LGBT dalam kasus ini.
Sebelumnya, jenazah Brigadir J kembali dilakukan otopsi ulang akibat banyaknya kejanggalan yang terdapat pada tubuh ajudan Irjen Ferdy Sambo itu di RSUD Sungai Bahar Jambi (27/07/2022).
Hingga ditetapkannya 5 tersangka dalam kasus ini, masih belum terungkap motif di balik pembunuhan berencana yang dilakukan oleh Ferdy Sambo pada 8 Juli 2022 lalu.
Editor : Taufik Hidayat
Artikel Terkait