Tape Jember Diolah Jadi Produk Bernilai Jual, DWP Polije Dorong Kemandirian Ekonomi Perempuan

Jember, iNewsBondowoso.id - Tape singkong, makanan khas Jember yang selama ini dikenal sebagai camilan tradisional, kini diangkat menjadi produk olahan yang lebih inovatif dan bernilai jual tinggi oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) Politeknik Negeri Jember (Polije). Melalui pertemuan rutin yang digelar baru-baru ini, DWP Polije tidak hanya menyatukan para anggota, tetapi juga menghadirkan pelatihan keterampilan berbasis potensi lokal.

Ketua DWP Jurusan Teknologi Pertanian, Imas Parnika Winata Budi Hariono, menekankan pentingnya memanfaatkan bahan lokal untuk meningkatkan daya saing produk rumah tangga.

“Tape adalah ikon kuliner Jember. Kami ingin mengubah citranya menjadi produk olahan yang bisa memiliki nilai ekonomi tinggi. Dengan pelatihan ini, ibu-ibu anggota tidak hanya mendapatkan ilmu, tapi juga dorongan untuk mandiri secara finansial,” ujarnya.

Kegiatan ini mencerminkan upaya nyata dalam mendorong kemandirian ekonomi perempuan melalui pelatihan keterampilan yang aplikatif. Tape yang semula hanya dikonsumsi secara langsung, diolah menjadi aneka kue dan makanan kreatif yang memiliki potensi dipasarkan secara luas, baik secara lokal maupun daring.

Plt. Ketua DWP Polije, Yeni Ida Kurniawati Surateno, menambahkan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari program kerja DWP yang berkelanjutan.

“Kami ingin kegiatan Dharma Wanita bukan hanya bersifat seremonial, tapi bisa benar-benar memberi manfaat. Melalui pelatihan dan kerja sama dengan perbankan, kami dorong anggota agar lebih berdaya,” jelas Yeni.

Pertemuan ini juga dirangkaikan dengan pelaksanaan bazar DWP, sebagai ruang bagi anggota yang memiliki usaha kecil menengah (UKM) untuk mempromosikan dan menjual produknya. Dengan lebih dari 175 peserta yang hadir, kegiatan ini diharapkan menjadi pemicu semangat baru dalam mengembangkan usaha berbasis potensi lokal.

DWP Polije terus berkomitmen untuk menjadi wadah pembinaan, pengembangan keterampilan, dan penguatan ekonomi keluarga berbasis perempuan. Tape kini bukan sekadar tradisi kuliner, melainkan simbol kemandirian dan inovasi.

Editor : Riski Amirul Ahmad