Situbondo, iNewsBondowoso - Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman budaya. Kebudayaan ini tersebar di seluruh daerah, salah satunya di Kabupaten Situbondo yang terkenal dengan tarian ojung.
Situbondo dijuluki sebagai kota santri dan tetap menjunjung tinggi nilai kebudayaan. Salah satu wilayah yang masih menjaga tradisi dan kebudayaan yaitu masyarakat Desa Bugeman Kecamatan Kendit.
Lembaga Kursus Pelatihan (LKP) sanggar seni Kembang Molja ini menjadi satu - satunya wadah yang masih menjaga dan melestarikan warisan budaya tak benda yaitu ojung kepada generasi muda.
Hampir 100 anak - anak dari tingkatan SD hingga SMP diajarkan kesenian khas Situbondo tersebut. Di sanggar seni ini ojung diajarkan detail hingga makna filosofisnya.
Ojung adalah ritual dari yang telah dilakukan oleh para leluhur dan nenek moyang Desa Bugeman. Ojung adalah tradisi saling pukul badan dengan menggunakan senjata rotan yang dimainkan oleh Dua orang.
Kedua peserta ojung bergantian memukul tubuh lawannya. Jika peserta satu memukul maka lawannya akan berusaha menangkis atau menghindar.
Dalam permainan ojung ketika 2 pemain saling berhadapan mereka tidak langsung memukul melainkan berputar-putar dulu, menghentakan kaki seperti orang menari.
Setiap kali gerakan pemain diselaraskan dengan iringan musik sesekali suara riuh penonton memberikan semangat pada jagoannya.
Ojung merupakan ritual untuk mendatangkan hujan yang apabila darah pemain menetes ke tanah itulah pertanda permohonan mereka diterima oleh yang maha kuasa.
Selain itu ojung digelar sebagai suatu ritual khusus yang sakral untuk menyatakan rasa syukur terhadap tuhan yang maha kuasa dan harapan agar terhindar dari malapetaka dan bencana
Tradisi ini masih dilestarikan oleh warga sebagai sebuah ritual tahunan yang wajib dilaksanakan. dalam ritual ini warga desa berkumpul dan membawa aneka makanan dan sesaji hasil pertanian.
Arak – arakan kemudian berakhir di tempat yang diyakini warga sebagai tempat yang sakral. Sesajian kemudian diletakkan ke dalam sebuah kurungan atau legin sebagai simbol rasa syukur atas tercapainya tujuan masyarakat desa bugeman.
Tradisi ini merupakan suatu keharusan yang harus dilaksanakan oleh kepala desa yang bertujuan untuk menghindari bencana alam, terhindar dari carok, terhindar berbagai macam penyakit, hewan ternak mengalami kematian serta hasil pertanian atau perkebunan mengalami gagal panen.
Karena itu masyarakat desa bugeman tidak berani meninggalkan tradisi ojung.
"Kegiatan ojung rutin kami gelar sebagai tanda syukur kepada yang maha kuasa atas limpahan rezeki serta keselamatan desa Bugeman," jelas Wiwik Hendriati, Pegiat Budaya Lokal
Saat ini sanggar seni Kembang Molja terus mengajarkan kebudayaan ojung dari generasi ke generasi agar terus lestari dan dikenal hingga mancanegara.
Editor : Riski Amirul Ahmad
Artikel Terkait