Lesti Kejora Berisiko Gegar Otak Usai Alami KDRT, Begini Kata Ahli Kesehatan

Nia SW
Lesti Kejora Berisiko Gegar Otak Usai Alami KDRT oleh suaminya, Risky Billar.

JAKARTA, iNewsBondowoso.id - Usai mendapatkan perlakuan tak menyenangkan, Lesti Kejora hingga detik ini masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Bunda, Menteng, Jakarta Pusat.

Akibat KDRT yang dilakukan oleh Rizky Billar, Lesti Kejora mengalami cedera kepala yang sebelumnya dikabarkan alami kerongkongan geser.

Hingga artikel ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari Lesti Kejora maupun pihak keluarga terkait kondisinya saat ini.

Sebelumnya, cedera kepala yang dialami Lesti Kejora disampaikan langsung oleh dokter yang menanganinya, dr Puspa H. Widyowati. 

Dalam kesempatan yang sama, dokter ungkap apabila Lesti Kejora masih dalam pengawasan beberapa dokter, seperti dokter orthopedi, dokter THT, dan dokter spesialis saraf setelah dipastikan mengalami cedera kepala. 

Karena mengalami cedera kepala, kondisi Lesti Kejora pun dipertanyakan. Tak sedikit yang kemudian mempertanyakan risiko gegar otak akibat benturan keras yang dialami oleh Lesti Kejora. Lantas, bagaimana menurut para ahli?

Menurut laporan dari Departemen Kesehatan New York, kasus kekerasan seperti yang dialami oleh Lesti Kejora bisa berdampak pada risiko gegar otak.

"Korban kekerasan yang dipukul di wajah atau kepala, jatuh dan kepalanya terbentur, diguncang keras, atau akibat dicekik itu bisa mengalami cedera kepala bahkan mengalami TBI atau Traumatic Brain Injury yang memicu gegar otak," sebagaimana dikutip dari MNC Portal Senin, (3/10/2022).

Lebih lanjut lagi, korban KDRT sebagaimana dialami oleh Lesti Kejora sangat rawan dan berisiko alami gegar otak akibat cedera di bagian kepala.

"Korban KDRT sangat rentan mengalami cedera kepala, terlebih jika kepalanya terbentur sangat keras, dicekik, atau kepalanya dipukul dengan benda tumpul," lanjut laporan tersebut.

Sementara itu, dikutip dari laman WebMD cedera kepala yang dialami oleh Lesti Kejora juga menimbulkan luka memar di otak.

Pada umumnya, kondisi tersebut bisa menyebabkan pendarahan dan pembengkakan di otak yang berisiko tinggi menyebabkan stroke apabila darah tersumbat.

Editor : Taufik Hidayat

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network