Dampak Buruk KDRT dalam Keluarga, Bisa Pengaruhi Anak dari Fisik Hingga Mental

Ikfi R.A Tyas
Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental bagi anak.

BONDOWOSO, iNewsBondowoso - Kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT tentunya menjadi hal yang merugikan bagi korban.

Tidak hanya berdampak pada fisik, KDRT juga berdampak pada mental hingga menimbulkan trauma berkepanjangan bagi korban.

KDRT tidak hanya berdampak pada korbannya saja, melainkan akan berdampak pula pada anak-anak yang menyaksikan keluarga dekatnya mengalami hal tersebut.

Dilansir dari Verywellmind, efek dari KDRT pada anak-anak dapat terlihat pada jangka waktu yang singkat. Jika dibiarkan saja akan berpengaruh dalam jangka waktu yang panjang.

Berikut dampak menyaksikan KDRT pada anak-anak yang perlu orangtua waspadai.

1. Rasa Cemas

Anak-anak akan merasa tertekan apabila hidup di lingkungan orangtua yang sering melakukan KDRT.

Pada anak-anak pra sekolah, mereka akan menunjukkan tanda-tanda seperti menggigit jempol, mengompol, lebih cengeng, dan bergumam sendiri.

Selain itu, pada anak-anak usia sekolah mereka dapat berkembang menjadi lebih anti-sosial, bahkan bisa mempengaruhi rasa percaya diri.

2. Kelainan stres pasca trauma

Post-traumatic stres disorder atau kelainan stres pasca trauma dapat memberikan efek buruk pada anak-anak.

Meskipun tidak mengalami kekerasan secara fisik, trauma akan KDRT dapat mempengaruhi perkembangan otak anak.

Hal ini dapat menyebabkan anak sering bermimpi buruk, pola tidur yang kacau, mudah marah dan tersinggung, kesulitan konsentrasi, bahkan hal terburuk bisa membuat anak akan meniru kekerasan itu sendiri.

3. Berdamapak ke kesehatan fisik

Selain kesehatan mental yang terganggu, ternyata anak yang sering menyaksikan KDRT dapat memperlihatkan gangguan pada kesehatan fisik.

Menurut penelitian, anak-anak usia sekolah akan menunjukkan gejala gangguan kesehatan seperti sering sakit kepala maupun sakit perut.

4. Agresif

Tidak hanya anak-anak, remaja yang sering menyaksikan kekerasan dalam keluarga akan menjadi lebih agresif.

Mereka bisa menjadi sering bolos sekolah, suka berantem, mencoba hal-hal yang berbau seksual, hingga pecandu obat-obatan terlarang maupun alkohol.

5. Kekerasan fisik

Dalam banyak kasus, anak-anak yang tumbuh di lingkungan keluarga abusive justru beresiko lebih tinggi menjadi korban kekerasan.

Apabila orangtua maupun anggota keluarga sering bertindak kasar baik secara fisik, verbal, dan emosional, kemungkinan besar hal itu akan dilampiaskan ke anak-anak mereka.

Editor : Taufik Hidayat

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network