REMBANG, iNewsBondowoso.id - Gus Baha adalah satu ulama yang kerap memberikan ceramah kepada jamaahnya dengan bahasa yang ringan dan mudah dimengerti.
Salah satu ceramahnya cukup lucu, namun mengena bagi yang mendengarnya.
Ceramah itu tentang korelasi ngopi, ibadah haji dan hari penghakiman atau yaumul hisab.
Menurut Gus Baha, sebenarnya tidak ada alasan bagi kaum muslim tidak memprioritaskan ibadah haji.
Meskipun orang tersebut masuk ke dalam golongan miskin dari sisi ekonomi.
Hal ini disampaikan ulama dengan penampilan sederhana itu dalam sebuah majelis ilmu kepada para jamaahnya.
Gus Baha berpendapat, ibadah haji harus menjadi prioritas semua kalangan, termasuk bagi orang miskin sekalipun.
Ia menghubungkan tentang budaya ngopi sejak remaja hingga lansia bagi orang Indonesia.
“Padahal laki-laki yang ngopi pasti punya selera. Di warung yang jaraknya 3 kilometer," katanya dikutip dari kanal YouTube Student Official.
Ulama dari Rembang ini membocorkan alasan lelaki memilih tempat ngopi yang agak jauh, bukan di warung tetangga.
"Karena khawatir radius pemantauan istrinya," seloroh Gus Baha disambut tawa jamaah.
Gus Baha kemudian merinci bahwa biaya per hari untuk ngopi dan nongkrong sekira Rp 10 ribu.
Rinciannya yakni kopi Rp 3 ribu, rokok Rp 5 ribu dan bensin Rp 2 ribu untuk perjalanan 3-4 kilometer.
Kemudian, jika aktifitas harian ini dilakukan puluhan tahun dari remaja hingga lansia, maka uang yang dikumpulkan sebenarnya banyak.
"Sudah (bisa) haji plus itu," ucap Gus Baha disambut tawa.
Sebab, kata Gus Baha, setiap orang akan ditanya digunakan untuk apa usianya selama hidup di dunia kelak di yaumul hisab.
"Kelak akan ditanya Allah, kenapa kok gak haji? Saya miskin gusti. Coba hitung uang yang kamu pakai itu habis berapa?," katanya.
Sebab, Allah SWT akan menghitung amal perbuatan manusia meskipun sekecil apapun itu.
"Allah menghitung per mitzqlla dzarroh loh. Sekecil apapun bisa dihitung. Habislah kalian,” seloroh Gus Baha ditutup dengan gelak tawa.
Editor : Taufik Hidayat
Artikel Terkait