Bermain Kembang Api, Bocah Perempuan Alami Luka Bakar Parah, Polisi Bawa ke RS Untuk Dirawat

BONDOWOSO, INewsBondowoso.id - Seorang anak perempuan yang menderita luka bakar  akibat bermain kembang api/ dievakuasi petugas dan relawan untuk dirawat di rumah sakit.

Korban sebelumnya hanya dilakukan rawat jalan dengan luka bakar hampir di seluruh tubuhnya.

Kondisi miris dialami  Rida, anak perempuan berusia 7 tahun,  warga Desa Sumber Tengah Kecamatan Binakal.

Bocah ini mengalami luka bakar hingga melepuh hampir di sekujur tubuhnya.

Kondisi pun sangat parah hingga tak bisa bergerak. Bocah ini menjadi korban kebakaran pasca bermain kembang api bersama teman-temannya pada tanggal  19 Maret lalu.

Pada saat bermain kembang api, Rida memakai baju yg mudah terbakar dan tersentuh baju sehingga terbakar.

Orang tua yang berada di dapur telat memberikan pertolongan sehingga seluruh baju terbakar.

Korban pun dibawa ke RS Koesnadi, namun ketika akan dirujuk ke Jember keluarga tidak berkenan dengan alasan ekonomi.

Korban selanjutnya dipulangkan paksa dengan rawat jalan dirumah.

Mengetahui kondisi korban semakin parah aparat Kepolisian Polsek Binakal, relawan dan warga akhirnya membawa korban ke rumah sakit.

Ayah Rida sehari-hari hanya bekerja sebagai penjual tempe keliling, dan ibunya menjadi pengrajin besek. Penghasilan hariannya bahkan kadang tak cukup untuk makan sehari-hari.

Lebih-lebih, bibinya juga baru jatuh saat kerja dan mengalami lumpuh. Kemudian, ada anggota keluarga yang juga baru meninggal dunia.

"Kondisi anaknya cukup memprihatinkan. Saat akan dirujuk ke Jember orang tuanya meminta anak tersebut pulang paksa karena faktor ekonomi," ungkap Syaiful Fadli, tetangga korban.

Sementara itu pihak kepolisian membenarkan jika semalam anggotanya telah mendatangi rumah korban dan langsung membawanya ke Rumah Sakit untuk dirawat intensif.

"Saat ini sudah dirawat secara intensif oleh pihak medis," tegas  Iptu Bobby Dwi Siswanto, Kasi Humas Polres Bondowoso.

Polisi menghimbau kepada orang tua untuk selalu mengawasi anaknya dan melarang untuk bermain alat yang berbahaya.

Editor : Riski Amirul Ahmad