Bondowoso, iNewsBondowoso - Banyak cara untuk menjaga budaya desa yang merupakan tradisi dari para leluhur. Di Desa Gubrih Kecamatan Wringin Bondowoso, Ratusan warga menggelar budaya Tota'an merpati yaitu melepas liarkan burung merpati atau perkutut ke alam liar sebanyak 2.023 ekor.
Merpati dipercaya sebagai simbol damai dan kesetiaan . Selain itu tradisi ini memiliki makna ke depannya agar desa bisa lebih baik lagi dan kebersamaan warga bisa terus terjaga.
Bertempat di Kantor Desa Gubrih, ratusan warga ini berkumpul sambil membawa peliharaan burung merpati atau perkututnya. Burung – burung merpati dikumpulkan dalam satu sangkar oleh sang pemilik.
Sebelumnya merpati dirawat terlebih dahulu mulai dari dimandikan diberi makan dan juga dirapikan bulunya. Sejumlah warga terlihat sangat antusias mengikuti kegiatan ini karena sebagai bentuk kerelaan dan keikhlasan demi kemajuan desa mereka.
Setelah menggelar doa bersama, ribuan burung merpati kemudian dilepas liarkan dari sangkarnya dan dibiarkan bebas di alam liar.
"Saya sudah sering ikut kegiatan ini karena memang tradisi dan budaya," ujar Kholil, Warga Desa Gubrih.
Kegiatan ini memiliki makna yaitu ke depannya agar Desa Gubrih bisa lebih baik lagi dan kebersamaan, kemerdekaan serta perdamaian warga bisa terus terjaga. Selain itu tradisi ini merupakan peninggalan dari para leluhur desa setempat.
"Tradisi ini dikhususkan bagi masyarakat pecinta burung merpati. Mereka berkumpul dan menjadikan acara ini sebagai sarana merekatkan persaudaraan meskipun begitu banyak perbedaan," ungkap Abdul Bari, Kepala Desa Gubrih.
Tradisi digelar setiap tahun dengan jumlah burung semakin banyak yang merupakan swadaya dari warga.
Editor : Riski Amirul Ahmad