BONDOWOSO, INewsBondowoso.id - Sekolah Dasar Negeri (SDN) Banyuwulu 4 yang terletak di Dusun Bandusah, Desa Banyuwulu, Kecamatan Wringin, Bondowoso, kini tengah mengalami kondisi memprihatinkan.
Sebuah video yang memperlihatkan keadaan bangunan sekolah tersebut viral di media sosial dan menarik perhatian publik.
Dalam video tersebut, tampak kondisi ruang kelas yang atapnya ambruk. Plafon yang terbuat dari kalsiboard dan kayu atapnya bahkan menggantung berbahaya.
Kursi dan meja di dalam kelas terlihat berantakan dan kotor akibat debu yang jatuh dari atap yang rusak.
Sementara itu, beberapa murid mengenakan baju olahraga berwarna kuning duduk bersama seorang pria di bawah bangunan yang kini hanya menyisakan rangka atap.
Di ruang kelas lain, atap yang nyaris roboh harus disanggah dengan sebatang bambu agar tidak jatuh.
Kerusakan tidak hanya terlihat pada atap, tetapi juga tembok-tembok sekolah yang warnanya sudah pudar dan sebagian belum diplamir.
Kaca-kaca jendela juga tampak kotor dan pecah.
Dalam keterangan yang menyertai video tersebut, terdengar keluhan warga dan guru terkait minimnya perhatian pemerintah terhadap kondisi sekolah di daerah pinggiran.
Mereka menyebutkan bahwa sejak 2022 telah mengajukan permohonan rehabilitasi bangunan namun tidak ada tindak lanjut.
Bahkan surat aduan ke kepala dinas juga tidak membuahkan hasil. Alasan yang disampaikan pemerintah adalah sulitnya akses lokasi dan tidak adanya penyedia jasa (CV) yang bersedia mengerjakan rehabilitasi di sana.
Ironisnya, sekolah lain di Kecamatan Wringin yang kondisinya masih layak justru mendapat bantuan rehab.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Pengelolaan SD Dinas Pendidikan Bondowoso, Masturi MS, menyatakan bahwa pada akhir tahun 2023 pihaknya pernah melakukan survei ke SDN Banyuwulu 4.
Saat itu, kondisi bangunan masih layak mendapatkan rehabilitasi ringan karena rangka atap masih terbuat dari galvalum.
Yang rusak hanya plafonnya yang berbahan kayu. Menurut juknis (petunjuk teknis), kerusakan ringan dapat diperbaiki menggunakan dana BOS, sedangkan kerusakan berat tidak boleh memakai dana tersebut.
Masturi juga mengatakan pihaknya sudah merencanakan perbaikan jika kerusakan sudah tergolong berat, dan sedang mencari penyedia jasa yang sanggup melaksanakan.
Namun akses menuju sekolah yang sulit menjadi kendala utama. Ia memperkirakan perbaikan fisik sekolah baru bisa dilakukan pada tahun 2027 karena anggaran untuk 2026 sudah dialokasikan.
Namun, pihaknya tetap akan mengupayakan agar perbaikan dapat dilakukan pada perubahan anggaran tahun 2026 (PAK 2026).
“Tidak ada pemerintah yang ingin membiarkan lembaga pendidikan rusak, tapi keterbatasan anggaran menjadi kendala,” jelas Masturi.
Data dari Dinas Pendidikan Bondowoso juga menunjukkan ada sekitar 60 bangunan sekolah dasar negeri di seluruh Bondowoso yang mengalami kerusakan berat dan memerlukan perbaikan segera.
Diharapkan pemerintah dapat segera mengambil langkah konkret untuk memperbaiki fasilitas sekolah ini agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan layak dan aman bagi para siswa.
Editor : Riski Amirul Ahmad
Artikel Terkait
