BONDOWOSO, iNewsBondowoso.id - Di Turki tepatnya di kota Istanbul, terdapat bangunan megah bernama Hagia Sophia, yang tidak lain adalah masjid besar tempat berkumpul dan beribadahnya umat muslim Turki.
Sebelumnya bangunan megah ini adalah museum, namun sejak 2020 Recep Tayyip Erdogan telah sepakat menandatangani pengalih fungsinya bangunan berusia hampir 1500 tahun ini untuk menjadi masjid tempat ibadah.
Mengenai alih fungsi dari masjid Hagia Sophia ini, pihak pengadilan sebelumnya tidak setuju karena status museum adalah status yang cocok bagi bangunan megah tersebut.
Sebenarnya, Hagia Sophia sendiri sudah berkali-kali berubah status dan alih fungsi bangunan.
Sebelum menjadi museum misalnya, Hagia Sophia adalah sebuah katedral atau gereja bagi para penganut Kristen ortodoks.
Namun ketika Turki jatuh pada tangan Utsmaniyah, berubahlah fungsinya menjadi masjid.
Melansir dari berbagai sumber, bangunan kubah yang ikonik ini terletak di distrik Fatih di Kota Istanbul, di sisi barat Selat Bosporus.
Kaisar Bizantium, Justinian I memerintahkan pembangunan Katedral berukuran besar di Konstantinopel —ibu kota Kekaisaran Bizantium, yang juga dikenal sebagai Kekaisaran Romawi Timur— pada tahun 532.
Pada saat kota ini jatuh di tangan Utsmaniyyah, semua simbol yang berkaitan dengan Kristen ortodoks ditutup karena dijadikan sebagai masjid.
Namun saat fungsinya berubah menjadi museum, baik pernak-pernik ortodoks maupun gaya islami tidak dihilangkan, justru menjadi daya tarik tersendiri dari bangunan ini.
3 Hal Menarik di Dalam Haghia Shopia
1. Dibangun oleh kekaisaran Romawi
Hagia Sophia ini dibangun pada masa kerajaan Bizantium di Romawi. Pangeran Konstatinus memerintahkan untuk membangun katedral sebagai tempat ibadah hampir 900 ribu rakyat Kristen ortodoks di sana.
Sebelum menjadi Istanbul, namanya adalah konstatinopel. Nama ini dinisbatkan pada nama ayah pangeran Konstatinus, yaitu Konstatinus yang ke 1.
2. Berkali-kali terbakar
Bangunan Hagia Sophia, sebelum menjadi museum dan masjid adalah sebuah gereja. Bangunannya terbuat dari kayu. Pada tahun 404 M, ketika banyak terjadi pemberontakan terhadap Bizantium, bangunan megah ini terbakar habis, baru kemudian direnovasi ulang tahun 415 M.
Sayangnya, satu abad setelah itu, bangunan ini kembali terbakar ketika ada pemberontakan Nika. Justinianus memerintahkan pembongkaran Hagia Sophia pada 532 dan menugaskan arsitek terkenal Isidoros (Milet) dan Anthemios (Tralles) untuk membangun basilika baru.
Hagia Sophia kembali direnovasi dan selesai pada 537 M dan menjadi bangunan megah hingga sekarang. Hanya saja mengalami beberapa perombakan dikarenakan alih fungsi bangunan, mulai dari menjadi museum, hingga masjid seperti sekarang ini.
3. Menjadi masjid, kemudian museum, dan kembali menjadi masjid
Ketika pemerintahan Bizantium dikalahkan oleh kesultanan Turki Ottoman, bangunan megah Hagia Sophia yang tidak lain sebagai katedral ini juga ikut jatuh ke tangan umat Islam. Melihat bangunan besar tersebut, membuat sultan saat itu berpikir untuk menjadikannya sebagai masjid.
Pada masa renovasi dan alih fungsi tersebut, banyak hal-hal yang berbau Kristen ortodoks ditutup, bahkan diubah susunannya. Hagia Sophia juga pertama kali difungsikan sebagai masjid ketika shalat Jumat berjamaah.
Kemudian, setelah menjadi masjid, bangunan ini beralih sebagai museum. Baik atribut Islam maupun Kristen semua ditampakkan, sebagai daya pikat tersendiri dan media belajar sejarah bagi para ilmuwan dan juga wisatawan yang berkunjung.
Sampai akhirnya pada tahun 2020 silam, presiden Erdogan telah menandatangani surat kesepakatan bahwa Hagia Sophia kini kembali sebagai masjid, bukan lagi museum, dan juga katedral.
Nah, semoga ulasan ini bermanfaat, ya. Jangan lupa berkunjung ke Hagia Sophia!
Editor : Taufik Hidayat
Artikel Terkait