BONDOWOSO, iNewsBondowoso.id - Bagi kamu yang sudah menyandang status jomblo dari lama, tentunya ada beberapa hal yang sudah kamu pertimbangkan dengan baik, bukan?
Bagi sebagian orang, status jomblo atau single seringkali membuat mereka merasa tertinggal atau menderita karena tidak memiliki pasangan.
Banyak muda mudi, terlalu terobsesi menemukan cinta sejati maupun berada di dalam hubungan yang sehat.
Padahal memutuskan untuk tetap jomblo atau single bukanlah suatu masalah.
Memilih menjadi single karena alasan lain, misal mengejar karir maupun pendidikan justru dapat meningkatkan value dirimu, ketimbang berada di dalam hubungan yang tidak sesuai dengan value-mu.
Meskipun demikian, pastinya ada beberapa pertimbangan psikologis apa saja yang membuat seseorang betah menjadi jomblo.
Dilansir dari Psych2go, berikut penjelasan kenapa kamu betah menjomblo.
1. "Aku tidak akan utuh tanpa sebuah hubungan."
Pernyataan ini biasa dinyatakan oleh orang yang sering berada dalam hubungan yang tidak bertahan lama.
Mereka cenderung menggantungkan kebahagiaan pada hubungan degan orang lain.
Padahal hal ini justru datang dari keputusasaan karena terlalu terobsesi mencari cinta sejati.
Tanpa melakukan seleksi terlebih dahulu, seseorang cenderung membuat siapa saja yang mereka temui menjadi partner.
Padahal untuk menciptakan sebuah hubungan yang berbobot seharusnya mereka tahu nilai-nilai apa saja yang mereka ingin dalam sebuah hubungan.
2. "Hubungan ini tidak berjalan lancar pada orang tuaku, jadi hal ini tidak lancar untukku juga."
Terdapat penelitian yang dilakukan oleh Glen dan Kramer pada tahun 1987 menemukan bahwa anak-anak yang orang tuanya bercerai cenderung akan mengalami hal yang sama saat mereka dewasa.
Menurut psikolog dan peneliti juga menyebut perceraian dapat berdampak hebat pada perilaku anak terhadap hubungan kelak mereka tumbuh dewasa.
Jadi bisa saja, apabila suatu hubungan tidak berjalan dengan baik bagi orangtuamu, kamu juga akan berpikir kalau hal ini juga tidak berjalan baik untukmu juga.
3. "Pada akhirnya semua orang akan pergi."
Hampir sama dengan poin kedua, poin kali ini merupakan imbas dari pengalaman seseorang yang sering "ditinggal" oleh orang tua.
Hal ini juga akan mempengaruhi seseorang dalam membangun hubungan yang bermanfaat dan langgeng.
Mereka cenderung akan merasa tidak nyaman dengan kedekatan secara emosional, kesulitan berbagi perasaan, dan kemudian memutuskan memberi jarak untuk orang lain, karena terlalu takut disebut clingy.
4. "Aku terlalu hancur untuk cinta."
Orang-orang yang sering disakiti, atau memiliki trauma tersendiri di masa lalu, terutama dalam hubungan toxic dan abusive, biasanya sering merasa bersalah, menyalahkan diri sendiri, dan merasa tidak berharga.
Trauma yang mereka rasakan membawa spekulasi-spekulasi bahwa ada yang salah dengan diri mereka, sehingga berpikir kalau mereka terlalu hancur untuk mencintai.
5. "Aku masih menunggu orang yang tepat."
Hal terakhir yang membuatmu betah menjomblo yakni kamu selalu berpikir bahwa kamu menunggu orang yang tepat.
Kamu jadi menerapkan standar-standar yang terlalu tinggi supaya kamu mendapatkan orang yang kamu anggap tepat.
Padahal sebaliknya, tidak ada orang yang sempurna. Lebih baik menjadi orang yang tepat ketimbang menemukan orang yang tepat, bukan?
Menurut psikolog John Gottma menemukan bahwa hubungan yang bahagia dan langgeng merupakan keterlibatan antara dua pihak dalam memahami, kesadaran, menerima, menghormati, dan mengapresisasi sebuah hubungan.
Editor : Taufik Hidayat
Artikel Terkait