JAKARTA, iNewsBondowoso.id - Sejak ditetapkan menjadi tersangka sekaligus dalang pembunuhan terhadap Brigadir J, Irjen Ferdy Sambo kini tak berhenti menuai atensi publik.
Banyak yang tak menyangka, orang seperti Irjen Ferdy Sambo sampai tega merencanakan pembunuhan hingga menyeret banyak pihak untuk menutupi dosanya.
Pakar pengamat tulisan tangan atau Grafolog, Ferra Farial belum lama ini juga turut membeberkan sejumlah fakta soal kepribadian Irjen Ferdy Sambo.
Hal ini dilakukan atas hasil analisanya terhadap tulisan tangan Irjen Ferdy Sambo yang beredar di muka publik.
Ferra Farial mengungkap, Irjen Ferdy Sambo adalah orang yang tidak terlalu pintar.
Namun diakuinya, sang Jenderal memiliki kemampuan manajerial diri yang sangat baik bahkan cenderung mampu menggerakkan orang lain untuk menuruti kemauannya.
Berikut hasil analisa tulisan tangan Irjen Ferdy Sambo oleh Grafolog Ferra Farial selengkapnya:
FS adalah seorang yang memiliki manajemen diri yang baik. Ekspresi emosinya terlihat stabil, tenang, dan terkendali.
Ia memiliki kemampuan manajerial yang baik, ambisius, memiliki daya juang yang tinggi, dan ulet. Mampu menempatkan diri di segala situasi dan menampilkan performa terbaik.
Ia menghadapi hal-hal besar dengan terlihat santai, dan dengan manuver-manuver yang terlihat smooth dan rapi. Sulit untuk mendeteksi reaksi emosinya yang sebenarnya dan apa yang ia rencanakan sebenarnya.
Dengan kemampuan leadership dan manajerialnya, serta terlihat selalu bisa diandalkan, tak heran jika dia berhasil mencapai posisi yang tinggi dalam karirnya.
Dibalik itu, FS seorang yang sensitif dan tidak suka dengan kritikan. Dengan ekspresi emosinya yang cenderung terlihat stabil, sebenarnya dia menahan emosinya dan bisa meledak sewaktu-waktu.
FS memang cerdik, tapi sebenarnya dia kurang pintar. Dia bukanlah seseorang dengan intelektualitas luar biasa. Kecerdasannya rata-rata.
Tapi ia mampu membuat strategi perencanaan dengan baik, memiliki kemampuan observasi yang tinggi, cerdik menggunakan sumber daya dari sekitarnya dan dari mana-mana.
Memiliki banyak akal untuk menemukan solusi dari permasalahannya, meski dengan cara mengelak dan mencari alasan untuk melakukan sesuatu, maupun menghindar dari tanggungjawabnya.
FS memulai karir dengan kesulitan dan tantangan besar di masa lalu. Sampai sekarang hal itu membekas baginya, sehingga ada hal yang membuatnya merasa khawatir dan butuh mengambil dukungan/bantuan dari luar dirinya. Ada ketidakdewasaan yang ia sembunyikan.
Walaupun begitu FS mengalami progres hidup yang jauh maju dari masa lalunya, dan memang ia berambisi kuat untuk selalu maju.
Namun, juga ada kecerobohan-kecerobohan yang ia lakukan tanpa sadari karena fokus kerjanya seringkali pada hasil instan yang terlihat. Bukan pada proses dan visi misi idealis.
Dengan kecerdasannya yang sebenarnya rata-rata, penghargaan diri yang sangat tinggi, kesuksesan karir dari skenario-skenario instannya, dan kelihaian melakukan pengaturan, bisa jadi melenakan dirinya pada 'blind spot' yang berpotensi mengacaukan semuanya.
Ferdy Sambo mestinya berhati-hati pada sikap ketidakdewasaan yang disembunyikannya. Sifat arogan, egois, keserakahan, fantasi seksual, dan beragam emosinya yang ditahan.
Jika bertemu dengan keinginan kuatnya untuk mengendalikan, dan desakan kesempurnaan dari luar, akan meledakkan bakat kekerasan dan ketidakpedulian yang ada padanya.
Persepsi saya, Ferdy Sambo tidak sendiri. Ia bukan seorang yang terlalu jenius dan mandiri untuk bisa melakukan hal-hal besar sendiri.
Ia selalu membutuhkan tangan, pelampiasan, bantuan dan dukungan pihak lain untuk membuatnya kuat dalam segala hal.
Berkaitan dengan kasus ini, bisa jadi ada kepentingan-kepentingan lain yang dia lindungi.
Diberitakan sebelumnya, Irjen Ferdy Sambo diketahui menulis sebuah surat permohonan maaf yang ia tujukan kepada senior dan rekannya di Kepolisian.
Surat itu ditulisnya pada Senin (22/08/2022) yang kemudian dibenarkan oleh sang kuasa hukum, Arman Hanish.
Berisi permintaan maaf, Irjen Ferdy Sambo juga menyesal lantaran telah menyeret banyak pihak dalam kasus pembunuhan yang dilakukannya kepada sang ajudan.
Editor : Taufik Hidayat
Artikel Terkait